Fasilitasi Teknis Bangga Kencana, Dorong Keluarga Berkualitas di Makassar
2 mins read

Fasilitasi Teknis Bangga Kencana, Dorong Keluarga Berkualitas di Makassar

Makassar – Kegiatan Fasilitasi Teknis Program Bangga Kencana digelar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber dari BKKBN pusat, provinsi, hingga daerah, yang membahas isu-isu penting seputar keluarga, kesehatan, dan pembangunan jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045 (13/9).

Anggota DPR Komisi IX RI Dr. H. Ashabul Kahfi dalam materinya menekankan pentingnya pemenuhan gizi keluarga, khususnya bagi ibu dan anak. Menurutnya, gizi yang baik adalah pondasi lahirnya generasi yang sehat dan berdaya saing. Hal ini sejalan dengan program prioritas nasional serta visi besar untuk menyiapkan Indonesia Emas.

“Gizi yang baik untuk ibu dan anak adalah investasi masa depan. Jika keluarga kuat, maka bangsa ini akan melahirkan generasi yang unggul,” ujar Ashabul Kahfi.

Dari BKKBN pusat, hadir Hariyadi Wibowo yang menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat tentang batas usia pernikahan. Menurutnya, pernikahan yang dilakukan pada usia matang bukan hanya mencegah risiko kesehatan reproduksi, tetapi juga berkontribusi pada kualitas keluarga.

Sementara itu, Shodiqin dari BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan memaparkan sejumlah program prioritas Bangga Kencana. Di antaranya, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), serta Lansia Berdaya (SIDAYA). Program-program tersebut menegaskan bahwa Bangga Kencana tidak hanya fokus pada keluarga muda, tetapi mencakup siklus kehidupan keluarga secara menyeluruh.

Dari tingkat daerah, hadir pula Irwan Bangsawan dari Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Makassar, yang menyampaikan visi dan misi Wali Kota Makassar dalam mendukung program Bangga Kencana. Ia menekankan bahwa pemerintah kota berkomitmen menjadikan pembangunan keluarga sebagai bagian integral dari pembangunan daerah.

Kegiatan ini berlangsung interaktif. Peserta tidak hanya mendengarkan paparan, tetapi juga aktif berdiskusi dengan para pemateri. Antusiasme terlihat ketika banyak masyarakat mengajukan pertanyaan seputar layanan KB, pencegahan stunting, hingga strategi membangun keluarga yang tangguh. Untuk menambah semangat, panitia memberikan hadiah kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari narasumber.

Fasilitasi teknis ini menjadi ruang penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa Bangga Kencana bukan hanya sekadar program pemerintah, melainkan gerakan bersama yang melibatkan semua pihak. Dengan penguatan gizi keluarga, penundaan usia pernikahan, serta partisipasi masyarakat dalam program prioritas, diharapkan visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud melalui generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya.