Pernyataan Kontroversial dan Hoaks Picu Penjarahan Rumah Legislator hingga Menkeu Sri Mulyani
3 mins read

Pernyataan Kontroversial dan Hoaks Picu Penjarahan Rumah Legislator hingga Menkeu Sri Mulyani

Jakarta – Gelombang aksi massa di Jakarta dan sekitarnya berujung pada penjarahan rumah sejumlah pejabat publik. Dalam peristiwa yang terjadi pada Sabtu (30/08) hingga Minggu (31/08) dini hari 2025, sedikitnya empat anggota DPR serta Menteri Keuangan Sri Mulyani (SMI) menjadi sasaran amukan warga.

Rumah pribadi milik Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Nafa Urbach disatroni massa dengan aksi perusakan serta penjarahan barang berharga. Tidak berhenti di situ, kediaman Sri Mulyani di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, juga tak luput dari sasaran.

Ahmad Sahroni dan Pernyataan yang Memicu Amarah

Nama Ahmad Sahroni, anggota DPR RI dari Partai Nasdem, menjadi sorotan setelah ucapannya pada 22 Agustus 2025 di Medan viral. Ia menyebut pihak yang menuntut pembubaran DPR sebagai “orang tertolol sedunia”. Pernyataan tersebut langsung menuai kecaman luas karena dianggap merendahkan aspirasi rakyat.

Meski telah meminta maaf dan diturunkan dari jabatan Wakil Ketua Komisi III menjadi anggota Komisi I, massa tetap melampiaskan kemarahan dengan menyerang rumahnya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sejumlah barang berharga, termasuk dua mobil sport mewah, dilaporkan dirusak dan dijarah.

Eko Patrio, Uya Kuya, dan Nafa Urbach Jadi Sasaran

Eko Patrio juga tak lepas dari kritik publik. Aksinya berjoget saat sidang paripurna bersama sejumlah anggota DPR, ditambah unggahan video parodi di TikTok, dianggap melecehkan keresahan masyarakat. Sebuah unggahan di Facebook bahkan menampilkan pernyataan Eko yang menyebut gaji anggota DPR Rp3 juta per hari masih dianggap “rugi”.

Meski telah menyampaikan permintaan maaf lewat akun Instagram, massa tetap menggeruduk rumah Eko di Jakarta Timur.

Senada dengan itu, Uya Kuya—yang juga anggota DPR dari PAN—menjadi bulan-bulanan publik setelah videonya berjoget di depan mobil mewah beredar dengan narasi sinis. Meski Uya mengklaim video tersebut adalah konten lama yang dimanipulasi, rumahnya ikut disatroni massa.

Tak ketinggalan, Nafa Urbach yang sempat mengeluhkan soal tunjangan rumah Rp50 juta bagi anggota DPR, juga menjadi sasaran amarah warga. Kediamannya di Tangerang Selatan dirusak dan dijarah pada Minggu dini hari.

Sri Mulyani dan Isu Hoaks

Menteri Keuangan Sri Mulyani pun tidak luput dari serangan. Sebuah video potongan pidatonya yang disertai narasi “guru beban negara” beredar luas di media sosial. Kementerian Keuangan menegaskan bahwa video tersebut adalah hoaks berbasis deepfake, hasil manipulasi dari pidato Sri Mulyani di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 7 Agustus 2025.

“Video itu tidak benar. Ibu Menteri tidak pernah menyatakan guru adalah beban negara,” tegas Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Deni Surjantoro.

Kendati demikian, rumah pribadi Sri Mulyani di Bintaro tetap menjadi sasaran massa. Aksi penjarahan berlangsung pada Minggu dini hari, memicu keprihatinan banyak pihak atas meluasnya dampak kabar bohong di tengah masyarakat.

Gelombang Kekecewaan Publik

Rangkaian insiden ini menunjukkan bagaimana kombinasi pernyataan kontroversial pejabat dan penyebaran hoaks mampu memperkeruh situasi sosial. Unjuk rasa menolak kenaikan gaji anggota DPR yang berujung kericuhan seakan menjadi momentum bagi massa untuk melampiaskan kekecewaan.

Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait para pelaku penjarahan sekaligus menelusuri peran penyebar hoaks yang memicu aksi massa. Pemerintah dan DPR diminta mengambil langkah serius untuk meredam eskalasi sekaligus membangun kembali kepercayaan publik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *